Direktur Pemasaran Domestik atau dalam negeri, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia Bapak Mahfudin menjelaskan, pemerintah telah bercita-ta untuk mewujudkan pencapaian swasembada kacang kedelai pada tahun 2014 yang akan datang.
“tapi demikian, untuk dapat mencapai target itu sungguh tidak mudah lah mudah seperti membalik telapak tangan itu semua di karenakan adanya banyak kendala. Faktor utama yang mempengaruhi swasembada tersebut, yaitu keberadaan lahan usaha tani kacang kedelai yang kurang memadai dan tidak cukup untuk ditanami tanaman ini,” katanya di Jakarta,.
bukan hanya itu saja, masih rendah dan kurangnya produktivitas tanaman di indonesia, yaitu Cuma mencapai 1,3 ton per hektare (ha), itu sangat jauh lebih rendah ketimbang dengan negara lain yang lebih dominan dan lebih banyak menghasilkan kedelai per hektarare nya. Bahkan ada negara yang sudah mencapai enam ton per ha arenya yang jauh sekali dibanting dengan penghasilan kita. Kebutuhan industri berbasis kedelai ini terbagi empat.
yang pertama, yakni industri tempe dengan memerlukan kacang kedelai sekira 1,2 juta ton per tahunnya . Kedua, industri tahu yang perlu kacang kedelai ini sekitar 400 ribu–500 ribu ton per tahun. Ketiga, industri lainnya yang memerlukan kacang kedelai ini sekitar 100 ribu–200 ribu ton per tahunnya. Dan yang terakhir, industri pakan ternak yang membutuhkan hampir mencapai 1,5 juta ton bungkil kedelai pertahunnya.
Dikatakan oleh pak menteri, produk kacang kedelai lokal ada yang tak cocok dengan keperluan industry di Indonesia. Contohnya saja untuk bahan baku tempe yang membutuhkan kacang kedelai dengan ukuran biji yang lebih besar, bersih, mengkilap serta seragam. Sedangkan kedelai local pada umumnya hanya berukuran kecil dan tidak seragam.
“Jadi kita tidak memungkiri importasi masih harus dilakukan. namun angka importasi akan kita turunkan dari tahun ke tahun,” jelasnya kontan.
Direktur Kacang-kacangan dan Aneka Umbi-umbian, Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bapak Rahman Pinempun menjelaskan, keperluan kacang kedelai bagi industri tahu tempe di Indonesia memang cukup tinggi.
Bisa dibilang tiap tahunnya rata-rata keperluan kacang kedelai ini bisa mencapai 2,3 juta ton per tahun. sementara produksi kacang kedelai dalam negeri cuma sekitar 800 ribu-900 ribu ton pertahunnya. Padahal keperluan bagi pengrajin tahu dan tempe rata-rata mencapai 1,6 juta ton pertahun dan itu terbilang sangat jauh sekali.
“Karena banyak nya permintaan kedelai tersebut, sedangkan produksi terbatas kita masih harus mengimpor,” kata Rahman Pinem. (bbg.007)