Lebih dari 330 ton kacang kedelai impor dari Amerika Latin saat ini masih ditahan di Balai karantina Pertanian Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kepala Bidang Karantina Tumbuhan Balai Besar Karantina Pertanian Sulsel Junaidi ditemani stafnya Yusuf Patiroy mengatakan, kacang kedelai impor tersebut yang datang dari Amerika Latin itu saat ini diawasi dan dilakukan eksperimen laboratorium.
Jumlah kacang kedelai yang ada sekitar lebih dari 330 ton atau 16 kontainer. Kacang Kedelai itu didapat melalui jalur pelabuhan Soekarno Hatta.
Pihaknya menjelaskan,soal surat dan dokumen hasil dari pemeriksaan dari negara asal kedelai sudah lengkap malahan telah memiliki rekomendasi kesehatan. Hanya saja balai karantina Sulsel juga masih tetap melakukan pengawasan dan peninjauan terhadap semua produk impor yang masuk ke Indonesia.
Apalagi sekarang di Amerika ada beberapa masalah penyakit yang tak ada di Makassar sehingga harus dijalani beberapa penelitian ketat terhadap kacang kedelai tersebut sebelum dipasarkan dan agar menjamin bahwa kedelai yang masuk ke Indonesia itu sehat dan bebas dari berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan jiwa.
“Kami berharap tidak ada penyakit yang terkandung dalam kedelai tersebut,”katanya, di Makassar saat dimintai komentarnya di Kantor Balai Karantina Pertanian Jl Perintis Kemerdekaan Makassar.
soal pemeriksaan tidak akan memerlukan waktu lama dan panjang itu tergantungpada bahan yang diuji. Pihaknya berkata bahwa uji serelogi yang saat ini sudah tengah berjalan.
Sementara itu Penanggung Jawab Badan Karantina Pertanian saat didatangi di pelabuhan Soekarno Hatta Makassar Nasruddin mengatakan, sampai hari minggu lalu memang telah ada kacang kedelai impor yang masuk ke Makassar sebanyak 330 ton atau 16 kontainer.
masing-masing kontainer tersebut berkapasitas paling tidak 20 ton. Tidak hanya itu saja, masih ada yang akan masuk satu kontainer tetapi masih dalam perjalanan, laporannya sudah diterima. Perusahaan yang mengimpor kedelai ini PT Gerbang Cahaya Utama.
“Kedelai yang masuk itu kedelai utuh, biasanya akan dibuat tempe, tahu atau sayuran. Makanya mau diperiksa terlebih dahulu jangan sampai membawa penyakit,” jelasnya.
Pihaknya juga menjelaskan ada beberapa target pengawasan yang akan dijalani dari kacang kedelai impor tersebut diantaranya mengandung serangga, chagettocnema cenfini, delia platura, ostrinia nubialis, cendawan ascochyta gosyipi, cephalosporium gregatim, diaporthe phaseolorum, dan giberella.
karena penyakit yang biasanya datang dari Amerika berupa bakteri yakni curtobectorium flacumfaciens, pceudomonas syringae. Sementara virus yang ada di negara tersebut yang harus diteliti virus alfalfa mosaic famorius, dan tobacco strede.
“Kalau kedelai tersebut ditemukan mengandung semua yang saya sebutkan di atas, maka kami akan langsung musnahkan,” pungkasnya lagi.
Eka dari PT Gerbang Cahaya Utama yang saat dihubungi via telepon mengakui bahwa perusahaannya menhadirkan kedelai dari Amerika Latin sebanyak 17 kontainer akan tetapi pihaknya belum mendapatkan informasi dari balai karantina pertanian terkait penyakit yang ditimbulkan oleh kedelai tersebut.
“Iya, saya memang punya kedelai 330 ton, sekarang masih ada di karantina, memangnya kenapa. Kalau kedelai tersebut mengandung virus itu urusan balai karantina,” kata Eka.(bbg.003)